Ilustrasi Hujan Turun ( Foto @U-Report ) |
Ali Zainal Abidin, salah seorang cicit dari Ali bin Abi Thalib, memiliki seorang budak. Sebutlah namanya Sulaiman. Tak ada yang istimewa pada diri Sulaiman ini. Kulitnya hitam legam, seperti umumnya budak pada zaman itu.
Namun, Allah memberikan karomah kepadanya. Yaitu, setiap doa yang dipanjatkan selalu dikabulkan oleh Allah. Bahkan, hanya dengan pandangan matanya, sebuah gulungan awan turun menjadi rintik hujan yang deras.
Said bin Musayyab lah yang pertama kali memergoki kelebihan sang budak.
Kisahnya bermula saat musim paceklik melanda daerah yang ditinggali Ali Zainal Abidin. Para penduduk mengalami kesulitan pangan karena kekeringan yang berkepanjangan. Maka, di ajaklah para penduduk untuk melakukan shalat Istisqa' atau shalat meminta diturunkan hujan.
Namun, hingga shalat usai dan doa pun selesai dipanjatkan, hukan yang diharapkan belum juga terkabul. Di tengah keputusasaan itu, Said menyaksikan seorang laki - laki dengan kulit hitam yang nampak keluar dari kumpulan jamaah. Laki - laki itu tidak lain adalah Sulaiman. Ia memisahkan diri dari kelompok tersebut dan berjalan ke atas bukit.
HUJAN TURUN
Di dorong rasa penasaran, Said pun mengikuti Sulaiman. Dia ikut menapaki bukit menuju ke tempat di mana Sulaiman berada. Setibanya di atas bukit, dilihatnya Sulaiman duduk di sebuah tanah lapang dan mulutnya berdoa secara khusyuk. Belum selesai laki - laki itu berdoa, Said merasakan ada sesuatu yang menaungi kepalanya. Dia lalu melihat ke atas. ternyata segerombolan awan hitam telah datang ke tempat tersebut. "Subhanallah, hujan akan turun. Doa orang itu diterima Allah," Ucap Said dalam hati.
Sulaiman kemudian mengucapkan kalimat pujian dan syukur pada Allah. Tak berapa lama kemudian, dia pergi meninggalkan tempat itu. Pada saat itu pula, hujan turun dengan derasnya sehingga membuat Said takjub dibuatnya. Dia makin penasaran dengan Sulaiman. Maka, diikutinya sekali lagi kemana laki - laki berkulit hitam itu melangkah. Ternyata dia mendapati Sulaiman masuk ke arah rumah Ali Zainal Abidin atau yang biasa dikenal dengan Ali Al Sajjad.
Dia pun mengutarakan niatnya untuk membeli budak tersebut. Ketika Sulaiman hadir dihadapan Said, dia langsung terpekik, "Benar, dialah yang saya inginkan. Wahai Ali, izinkan dia ikut saya."
Ali menyerahkan Sulaiman pada Said. Sulaiman tidak dapat mengelak keinginan Ali, dia berjalan mendekati Said. Tepat di hadapan Said, Sulaiman tertegun sejenak dan memandang Said sambil bertanya, "Saya ingin tahu, apa yang menyebabkan Tuan ingin memisahkan saya dari tuan saya."
Said menjawab, "Karena Allah telah memberimu keistimewaan sehingga hujan pun turun atas permintaanmu."
Jawaban itu membuat Sulaiman terperanjat. Diangkatnya kedua tangannya menengadah ke langit. "Ya Allah, rahasia saya dengan Engkau telah diketahui orang, Untuk itu, saya mohon, ya Allah, matikanlah saya sekarang dan bawalah saya ke sisi-Mu," doa Sulaiman sambil menangis.
Mendengar doa tersebut, Ali Zainal Abidin dan Said bin Musayyab menangis. Sehingga, karena merasa begitu bersalah, Said pun segera berlari meninggalkan rumah Ali. Namun tak lama kemudian Sulaiman telah meninggal dunia.
0 comments:
Posting Komentar