Ilustrasi Shafiyyah binti Abdul Muththallib ( Foto @U-Report ) |
Shafiyyah binti Abdul Muththallib lahir dari suku Quraisy Alhasyimiyyah. Ia juga merupakan bibi Rasulullah dan saudara kandung "Singa Allah", Hamzah bin Abdul Munthalib. Sgafiyyah juga merupakan ibu dari seorang shabat bernama Zubair bin Al Awwam. Syafiyyah tumbuh dewasa di rumah Abdul Muthhallib, seorang pemuka Quraisy yang terpandang dan mulia. Abdul Muththallib merupakan orang yang diberi kepercayaan oleh kabilah - kabilah Arab sebagai pengelola air minum bagi jamaah haji.
Faktor lingkungan inilah yang membentuk Shafiyyah menjadi seorang wanita yang memiliki kepribadian kuat, fasih bertutur kata, cerdas, berani dan ahli menunggang kuda. Dia termasuk angkatan pertama yang beriman kepada ponakannya, Muhammad dan termasuk orang yang sangat bagus keimanannya. Shafiyyah juga ikut berhijrah bersama anaknya ke Madinah, ibu Kota Islam pertama.
Di Madinah Shafiyyah turut berperang dalam menyebarkan Agama Islam. Semangat jihad yang merasuk dalam dirinya, mendorongnya ikut dalam Perang Uhud bersama rombongan kaum muslimah lainnya. Di sela - sela peperangan itu, ia juga sempat merawat mujahid yang terluka.
GAGAH BERANI
Dalam Perang Uhud, pasukan Muslim kewalahan, akibat tidak patuhnya regu pemanah terhadpa instruksi Rasulullah Saw. Ketika pasukan Muslim mulai melarikan diri, berdirilah Shafiyyah dengan gagah berani sambil mengibas - ngibaskan tombak. "Apakah kalian akan melarikan diri dan meninggal Rasulullah ?" kata Shafiyyah saat itu.
Atas teguran itu, beberapa pemanah kembali berperang, meskipun pada akhirnya mereka kalah. Dalam peperangan itu, Shafiyyah melihat saudaranya, Hamzah bin Abdul Muththallib terbunuh. Tentu saja Shafiyyah sangat bersedih. Namun hal itu tak lama, ia kembali tegar dan sabar serta tabah dalam menerima musibah. Saat itulah anak Shafiyyah menghampirinya.
"Wahai ibuku, sesungguhnya Nabi memerintahkan engkau agar pulang," Ucap Zubair anaknya.
"Mengapa anakku ? Apakah ibumu ini tak boleh membela Agama Allah ?" tanya Shafiyyah.
Karena Shafiyyah kukuh dalam pendiriannya untuk ikut berperang. Zubair kembali dan mengadukannya ke Rasulullah. Mendengar pengaduan itu, Nabi Saw tersenyum. "Kalau begitu, biarkan saja, Allah SWT meridainya," Kata Rasulullah.
Selanjutnya, Nabi Muhammad Saw mendatangi jenazah Hamzah dan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun. Setelah itu, Rasulullah memerintahkan kepada sahabatnya untuk menguburkan jenazah Hamzah.
PENYAIR ULUNG
Keberanian Shafiyyah juga bisa dilihat saat terjadi perang Khandaq, yakni ketika ada seorang Yahudi yang hendak menyerang kaum wanita. Ketika itu, para wanita dan anak - anak dikumpulkan di sebuah benteng, Sementara, pasukan kaum muslim sedang berada di medan perang. Melihat kaum wanita terancam, Shafiyyah segera bangkit dan mengambil sebuah kayu.
Kemudian, ia mencari kelengahan Yahudi. Pada saat yang tepat, Shafiyyah berhasil memukul bagian belakang kepala Yahudi itu hingga tersungkur. Shafiyyah lalu memukulnya lagi beberapa kali sampai orang Yahudi tersebut mati. Setelah kejadian itu, Shafiyyah dikenal sebagai wanita muslimah pertama yang membunuh musuh. Shafiyyah menjalani hidup dengan penuh kemuliaan dan kehormatan sampai ia wafat pada masa kekhalifahan Umar bin Khaththab di usia kurang lebih 70 tahun.
0 comments:
Posting Komentar