Kajian ,Alkisah Serta Teladan Dalam Islam yang patut untuk dicontoh

Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat

Pembaca Paper Islam yang budiaman, Selalu ikuti kajian dan berita dalam portal ini, dan semuaga saja bisa membawa keberkahan dan kemanfaatan buat anda semua. Yang mana Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat semoga saja info atau kabarnya dapat menambah wawasan buat anda. Adapun berita yang mungkin membutuhkan tabayun atau klarifikasi dari orangya laangsung ada baiknya anda temukan sumber-sumber yang primer dalam mencari kebenaranya.

Berbicara tentang Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat memang menarik unutk disimak apalagi sudah banyak para pakar yang susah menelusurinya. Namun apakah ini mungkin untuk ditelusuri atau tidaknya kembali ke pembaca yang budiman sekalian. Kejadian yang berkaitan dengan usaha atau tindakan untuk Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat memang sesuatu yang nyata adanya.Hal ini terbukti dengan keberadaanya memang ada disekitar kita.

Untuk lebih detailnya tentang Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat ini, kita bisa lihat ulasan berikut ini dan perhatikan tiap kata dan kandunganya.Santai saja dalam menanggapunya , jangan terlalu serius karena semua ini tidak ada maksud apa kecuali sebagai infromasi dan hiburan semata.Silahakan baca Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat lebih jelasnya.

Ceramah Bersama - Demi memegang teguh iman kepada Allah, Hubaib rela dihukum mati. Namun, sebelum eksekusi dilakukan, ia meminta izin untuk shalat. Ia pun meninggal dengan syahid karena dibunuh setelah shalat.

Ilustrasi Shalat Dua Rakaat Yang Dilakukan Hubaib ( Foto @U-Report )

Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah Ra diceritakan bahwa pada suatu hari Rasulullah Saw mengutus 10 sahabat sebagai mata - mta. Mereka dipimpin Ashim bin Tsabit al Anshari.

Maka, berangkatlah rombongan itu menuju sebuah tempat. Namun, di tengah jalan, tepatnya di daerah Huddah, antara Asafan dan Makkah, mereka berhenti di sebuah kampung suku Hudhail. Suku itu juga biasa disebut sebagai Bani Luhayan.

Kedatangan mereka rupanya sudah tercium musuh Islam. Bani Luhayan lantas mengirim sekitar 100 orang ahli panah untuk mengejar para mata - mata Rasulullah Saw. Di perjalanan, mereka berhasil menemukan sisa makanan berupa biji kurma yang menjadi perbekalan rombongan mata - mata itu.

"Ini adalah biji kurma Madinah, kita harus mengikuti jejak mereka," tegas salah seorang dari Bani Luhayan.

DIKEPUNG MUSUH

Pasukan panah itu terus mengejar hingga hampir menyusul rombongan mata - mata itu. Sementara itu, merasa bahwa rombongannya diikuti Bani Luhayan, Ashim bersama temannya yang lain kemudian berlindung di sebuah kebun. Bani Luhayan pun mengepung kebun tersebut.

"Menyerahlah, kami akan membuat perjanjian dan tidak akan membunuh salah seorang di antara kalian," ancam Bani Luhayan.

"Aku tidak akan menyerahkan diri pada orang kafir," jawan Ashim bin Tsabit dengan tegas.

Beberapa saat kemudian, Ashim pun memanjatkan doa kepada Allah SWT, dengan berkata, "Ya Allah, beritakan kondisi kami ini kepada Nabi Muhammad Saw."

Rombongan Bani Luhayan akhirnya melempari utusan Rasulullah dengan tombak sehingga Ashim pun terbunuh. Dari sepuluh orang, hanya tersisa tiga utusan Rasulullah. Diantara ketiga utusan itu adalah Hubaib, Zain bin Dansah. Dengan terpaksa, mereka pun setuju untuk membuat perjanjian.

Rekan Hubaib berkata. "Ini adalah pengkhianatan pertama. Demi Allah, aku tidak akan berkompromi kepadamu karena aku telah memiliki teladan (sahabat - sahabatku yang terbunuh). " Rekan Hubaib itu kemudian terbunuh.

Kemudian rombongan Bani Hudhail membawa pergi Hubaib dan Zain bin Dansah, mereka berdua dijual. Ini terjadi setelah peperangan Badar. Hubaib kemudian dibeli oleh seorang Bani Harits bin Amr bin Nufail karena Hubaib adalah orang yang membunuh Al Harits bin Amar pada peperangan Badar. Kini Hubaib menjadi tawanan Bani Al Harits yang telah bersepakat untuk membunuhnya.

BERDOA

Ketika Bani Al Harits membawa keluar Hubaib dari tanah haram untuk membunuhnya, Hubaib berkata, "Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan shalat dua rakaat."

Atas permintaan itu, mereka pun mengizinkan Hubaib shalat dua rakaat. Ia pun shalat dua rakaat dan mereka menunggunya hingga selesai.

"Demi Allah, sekiranya kalian tidak menuduhku berputus asam pasti aku menambah sahalatku," ucap Hubaib setelah selesai shalat.

Lalu, Hubaib memanjatkan doa, "Ya, Allah, susutkanlah jumlah bilangan mereka, musnahkanlah mereka sehingga tidak ada seorang pun dari keturunannya yang hidup. Jika Engkau berkenan, berkahilah aku dalam lukaku (syahid)."

Tak lama kemudian, Abu Sirwa'ah Uqbah bin Harits tampil untuk membunuh Hubaib. Ia adalah orang Islam pertama yang dibunuh dan sebelum dibunuh melakukan shalat.

Info Artikel dan sumbernya

Judul :Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat
Link :Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat

Artikel terkait yang sama:


Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Meninggal Dunia Usia Shalat Dua Rakaat

0 comments:

Posting Komentar