"Alhamdulillah. Sebentar lagi saya berangkat ke Makkah hasil menabung sedikit demi sedikit. Mohon doanya," ujarnya ketika ditemui di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jatim.
Nenek asal Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan menabung hasil memulung sampah serta memijat untuk kemudian mendaftar haji tujuh tahun lalu. Mbah Murip, sapaan akrabnya, mengaku memiliki keinginan untuk berangkat haji sejak usia 30 tahun, dan sejak saat itu mulai menabung mengumpulkan uang hasil dari mengumpulkan sampah.
Pada 2010, ia memberanikan diri mendaftar setelah uang tabungannya mencapai Rp 20 juta. Sejak saat itu, janda empat anak tersebut selalu menyisihkan uangnya setiap hari antara Rp 20-50 ribu hasil memulung sampah dan sesekali memijat orang.
Nama Mbah Murip pernah masuk sebagai daftar cadangan calon haji pada 2016, namun pada tahun ini namanya benar-benar masuk sebagai salah satu calon haji yang berangkat. Mbah Murip termasuk dalam daftar kelompok terbang (kloter) 18 dan masuk Asrama Haji pada 1 Agustus 2017, kemudian terbang ke Tanah Suci pada 2 Agustus siang.
Setiap harinya, Mbah Murip mengaku tak pernah lupa menyisihkan uang hasil kerjanya untuk anak yatim dan orang yang membutuhkan. Kendati demikian, ia mengaku selalu mendapat rejeki dan tak pernah merasa kekurangan, bahkan akhirnya bisa berangkat menunaikan Rukun Islam yang ke-5.
"Syukurlah rejeki selalu ada. Meskipun miskin, jangan lupa selalu beramal karena rejekinya akan bertambah," kata nenek berusia 70 tahun tersebut.
Mbah Murip yang mengenakan jilbab warna jingga dan batik seragam haji Indonesi mengaku nantinya selama berada di Tanah Suci, ia berharap doanya terkabul dan dihapus dosa-dosanya oleh Allah SWT dan mendoakan anak-anaknya.
"Semoga anak-anak hidupnya selalu diridhoi dan mereka juga bisa berangkat naik haji," ia berharap. [Sujanews.com]
Sumber: republika
0 comments:
Posting Komentar