Ilustrasi |
Sebelum Nabi Muhammad Saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul terakhir, beliau sering diajak berdagang oleh pamannya, Abu Thalib. Pada suatu hari, Abu Thalib pergi ke Syam untuk berdagang. Nabi Muhammad yang masih berusia muda pun diajaknya bersama dengan beberapa pemuka Quraisy lain.
Dalam perjalanan, pada saat di suatu tempat, mereka singgah di sebuah rumah rahib untuk beristirahat. Sang rahib pun menerima Nabi Muhammad beserta paman dan rombongan tamu yang lainnya dengan gembira. Setelah meletakkan perbekalan, rahib keluar untuk menemui mereka.
IKUT BERDAGANG
Sembari berjalan mendekat kepada tamunya, sang rahib mengamati satu per satu orang - orang yang ada tepat di hadapannya. Namun, dirinya langsung berhenti sejenak ketika berada di hadapan Muhammad Saw. kemudian, rahib tersebut memegang tangan Nabi Muhammad sambil berkata sesuatu.
"Inilah penghulu alam semesta, inilah utusan Rabb alam semesta. Dia diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi alam semesta," ujar sang rahib.
"Apa yang Anda ketahui tentang hal ini ?" tanya Abu Thalib
"Sesungguhnya ketika kalian muncul dan naik menuju padang bukti, tidak ada satu pun dari bebatuan dan pohon - pohon melainkan bersujud kepadanya dan mereka tidak akan bersujud kecuali kepada seorang Nabi. Dialah Nabi yang lama dinanti," papar Rahib.
"Apa artinya semua itu ?" tanya orang Quraisy yang ada di dalam pendapa sang rahib.
"Sesungguhnya aku dapat mengetahuinya melalui tanda kenabian yang terletak pada bagian bawah tulang rawan di pundaknya yang mirip buah apel," jawab Sang Rahib.
DINAUNGI AWAN
Tak lama kemudian, Nabi Muhammad Saw beserta rombongan saudagar yang lain dijamu oleh sang rahib. Telah disiapkan berbagai macam hidangan makanan dan minuman untuk menghilangkan rasa lapar dan haus selama perjalanan. Para rombongan saudagar pun tak menyia - nyiakan jamuan makan yang diberikan oleh sang rahib,
Bahkan, sang rahib pun juga membuatkan makanan buat perbekalan para rombongan untuk dimakan selama perjalanan. Setelah itu, Nabi Muhammad Saw pun dipanggil untuk menemui si rahib. Saat itu pula, ketika Rasulullah berjalan, tiba - tiba saja awan menaungi beliau. Rahib pun semakin yakin dengan kenabian Muhammad Saw.
Lebih mencengangkan lagi. Ketika Nabi Muhammad Saw berjalan, selain dinaungi awan, pohon yang sebelumnya menaungi orang Quraisy di tempat duduknya, tiba - tiba saja pohon - pohon itu beralih menaungi Muhammad. Semua orang dibuat takjub dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Padahal, mereka belum pernah sekalipun melihat kejadian aneh seperti itu.
"Lihatlah, naungan pohon ini pindah kepadanya ( Nabi Muhammad, Saw ). Bukankan ini suatu mukjizat dan bukan sihir ?" kata Rahib sambil mengucapkan salam perpisahan.
0 comments:
Posting Komentar