Ilustrasi Shalat Tahajud ( Foto @Ceramah Bersama ) |
Syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya selama ini. atas izin-Nya, anak saya yang bernama Rahmat Musyafa Syafi'i akhirnya sembuh dari sakit tulang belakang yang dideritanya.
Perkenalkan nama saya Hj Tuti Gantini, tinggal di Samarinda. pada tahun 2002 lalu, saya sempat putus asa ketika mendengar vonis dokter bahwa anak saya menderita kelainan tulang belakang. Awalnya penyakit anak saya tidak terdeteksi. Anak saya masih bisa beraktivitas seperti biasanya. Namun, lama-kelamaan dirinya mengeluh sakit di bagian belakang punggungnya. Saya lantas memeriksakannya ke dokter di Banjarmasih. Karena peralatan medis yang terbatas, dokter pun gagal mendeteksi efek dari penyakit yang diderita anak saya.
DOKTER MENYERAH
Saya lantas membawa anak saya ke rumah sakit di jakarta yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Dokter pun mengatakan bahwa anak saya harus segera dioperasi karena ada cairan syaraf yang keluar. Saat itu bahkan anak saya sampai kesulitan untuk buang air kecil dan buang air besar (BAB).
Namun, karena saat itu anak saya masih berumur 9 tahun, dokter lantas menyarankan saya untuk konsultasi dahulu pada ahli anastesi mengenai perlu-tidaknya untuk dioperasi. Saya dan suami sangat terpukul mendengar keterangan dokter tersebut. Sedih dan cemas, mengapa anak saya yang masih kecil itu harus menjalani operasi. Saya minta tolong pada dokter tersebut agar sementara memberi obat apa saja yang dapat meringankan penyakit tulang belakang anak saya. Bahkan, kami juga mendatangi dokter ahli bedah syaraf anak dan serta ahli urologi untuk mengetahui apakah penyakit anak saya bisa disembuhkan.
Saya kemudian membawa pulang anak saya untuk dirawat di rumah. Sepanjang perjalanan pulang, saya dan suami selalu menangis mengkhawatirkan keadaan anak kami. Berbagai angan - angan buruk menghantui pikiran kami waktu itu.
Malam harinya, saya lantas seperti mendapatkan titik terang. Saya melakukan shalat malam atau Tahajud mohon pada Allah agar anak saya disembuhkan. Saya bangun sebelum shalat Subuh sekitar pukul 03.30 WIB.
TAHAJUD DELAPAN RAKAAT
Saya berkeinginan menjalankan shalat Tahajud yang langsung disambung dengan shalat Subuh secara khusyuk tanpa ada yang mengganggu. Malam itu saya lakukan shalat Tahajud delapan rakaat dengan empat kali salam serta ditutup dengan shalat Witir tiga rakaat. Di antara masing - masing shalat dua rakaat itu saya berdoa memohon agar Allah SWT menyembuhkan penyakit anak saya.
Usai shalat Subuh, entah darimana datangnya, tubuh saya tiba - tiba bergetar sendiri dengan hebatnya. Saya pun langsung memohon ampun dan berdoa untuk kesembuhan anak saya. Sungguh di luar dugaan, anak saya lantas terbangun dan menghampiri saya dengan mengatakan bahwa dirinya merasa lapas dan meminta makan. Padahal sudah hampir 9 bulan dirinya tak bisa makan lantaran gangguan pencernaan yang dialami olehnya.
Pagi itu juga, saya sujud syukur dan memeluk erat anak saya. Hal tersebut adalah untuk pertama kalinya saya melihat mata anak saya berbinar - binar seolah - olah sudah sembuh dari penyakit yang dideritanya. Setelah sarapan pagi, saya dan suami lantas membawa anak kami ke dokter untuk diperiksa.
Entah kata apa yang tepat untuk melukiskannya, ajaib, dokter menyatakan bahwa kondisi anak saya sudah semakin normal. Saya pun bersyukur kepada Allah karena ternyata doa saya selama ini tidak sia - sia. Kebiasaan Tahajud pun terus saya amalkan setiap hari. Hingga suatu saat saya kembali mengecek kondisi kesehatan anak saya ke dokter. Ternyata dokter menyatakan bahwa penyakit kelainan tulang belakang anak saya sembuh total. Subhanallah, saya merasakan betul betapa besarnya manfaat shalat Tahajud.
Saya ingin berbagi pengalaman dengan orang lain bahwa segala penyakit ada obatnya dan tanpa kedokterpun penyakit bisa sembuh jika kita menyakini adanya Allah SWT. Allah SWT tidak menutup mata dan benar - benar menepati janji-Nya jika kita mau sungguh - sungguh meminta pertolongan-Nya.
0 comments:
Posting Komentar