Ilustrasi Menanti Jodoh ( Foto @Ceramah Bersama ) |
Naila, sebut saja seperti ini. Saat dirinya masih duduk di bangku SMP, kedua orang tuanya memutuskan bercerai karena papanya belum bisa menghentikan hobi selingkuh.
Praktis sebagai anak tunggal, Naila hanya tinggal bersama mamanya di rumah hasil pembagian gono - gini. Meskipun orang tuanya telah berpisah, Naila tetap dapat merasakan kasih sayang dan perhatian karena ibunya selalu berusaha menyempatkan waktu bersama putri tercintanya di sela - sela kesibukannya sebagai dokter kandungan.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya, Naila tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik, pintar dan supel. Dengan prestasinya pula, posisi penting di perusahaan berhasil diraihnya.
Meskipun Naila telah merasa cukup dengan materi dan kedudukan, akan tetapi dirinya masih menyimpan rasa kecewa yang teramat sangat kepada ibu tercintanya.
Pasalnya, tak sekalipun lelaki yang dikenalkan kepada ibunya diterima dengan ikhlas meski berasal dari kalangan atas.
"Kamu itu harus hati - hati kalau memilih pasangan. Jangan sampai karena cinta sesaat kamu harus menyesal sepanjang hidupmu," nasehat ibunya.
Jika dipikir, nasihat itu benar, tetapi jika terus - menerus dilakukan, maka lama kelamaan akan menjadi suatu hal yang membosankan, bahkan menyiksa batin sebagaimana dialami Naila.
DILANDA PUTUS ASA
Rasa kecewa yang memuncak membuat Naila akhirnya berontak terhadap sikap ibunya selama ini. "Sudahlah, Ma, Naila sudah nggak pengen nikah, Naila sudah capek dengan sikap egois mama," Ungkap Naila. "Ini kan yang mama mau ? Naila menjadi perawan tua dan menjadi bahan cemoohan orang - orang," lanjutnya sambil berlalu menuju kamar.
Di sanalah tempat Naila menumpahkan segala kekesalan yang selama ini dipendam. Sedangkan ibunya masih termenung sendiri di ruang tamu memikirkan perkataan Naila.
Pagi itu, seperti biasa Naila selalu menyempatkan sarapan terlebih dahulu bersama ibunya sebelum melakukan aktivitas rutinnya di kantor. Namun, kali ini hanya suara piring dan sendok yang terdengar di ruangan itu.
"Naila, maafin Mama karena sudah menyinggung hatimu. Mulai saat ini Mama nggak akan melarangmu berhubungan dengan siapapun dan dari golongan manapun," suara Ibunya membuka pembicaraan.
Mendengar penuturan mamanya, Naila merasa sedikit lega. Dalam hati, dia bersyukur dengan keputusan Mamanya.
MELULUHKAN HATI IBU
Beberapa minggu kemudian, Naila memperkenalkan Doni kepada mamanya. Perkenalan itu pun disambut hangat. Namun, saat Naila dan Doni memutuskan untuk segera menikah, tiba - tiba Ibu Naila menjadi berubah sikap. Dia jadi sering berkata kasar dan suka marah - marah tidak jelas kepada Naila. bahkan, selalu bersikap dingin tiap kali Doni berkunjung ke rumah. Tak ayal, pertengkaran pun kembali terjadi antara Naila dan Ibunya. Semakin hari Naila semakin dibuat bingung dengan sikap ibunya yang berubah - ubah.
Dalam keadaan bingung tersebut, Naila mendapat saran dari temannya agar menghubungi seorang ustad agar mendapatkan bimbingan konseling dan melalui doa.
Dengan sangat hati - hati Naila menjelaskan semua masalahnya dengan maksud agar dapat dicarikan solusi yang terbaik. Beberapa saat kemudian, Ustad pun mengatakan jika sang ibu mengalami depresi karena dia merasa akan ditinggal putri kesayangannya. Dia takut Naila akan melupakan ibunya dan tak lagi memperhatikannya seperti saat mereka masih bersama.
Akhirnya, dengan bimbingan sang ustad, Naila telah menikah dengan pria idamannya itu. Begitupun dengan keadaan kekuarganya yang tetap baik dan harmonis. Mereka telah mengambil hikmah dan pelajaran dari kejadian sebelumnya untuk dijadikan renungan menuju hidup yang lebih baik.
0 comments:
Posting Komentar