Ilustrasi Kisah Abu Nawas ( Foto @Ceramah Bersama ) |
Suatu hari Abu Nawas mendapatkan curhat dari warga yang lain bahwa perilaku pengawal kerajaan banyak yang buruk. Banyak dari pejabat kerajaan itu yang menjadi tukang peras. Jika ada rakyat yang datang ke istana untuk mendapatkan hadiah, pengawal itu tanpa aling - aling meminta separuh bagian dari hadiah itu.
Karena begitu banyak warga yang resah, akhirnya Abu Nawas pun bertindak. Suatu hari ia sengaja datang ke istana untuk menemui Raja Harun Arrasyid. Namun, di gerbang istana, ia dicegah seorang pengawal raja. Pengawal itu mengira Abu Nawas akan menerima hadiah. Sebab, selama ini Raja Haru Arrasyid dikenal suka memberikan hadiah kepada Abu Nawas.
"Hai Abu Nawas, aku tahu kamu akan diberi hadiah, tapi jika aku tak membolehkan kamu masuk istana ini, maka kamu akan kehilangan hadiah itu," kata pengawal itu.
"Lalu, apa maksudmu ?" tanya Abu Nawas.
"Begini, kita atur kesepakatan, jika engkau menerima hadiah, maka beri aku separuh dari hadiah itu, maka kamu akan kuperbolehkan masuk dan menemui raja," ujar pengawal licik itu.
PUKULAN DARI RAJA
Merasa ada peluang membongkar perilaku buruk pejabat kerajaan, Abu Nawas pun menyanggupinya. Maka, masuklah Abu Nawas menghadap raja. Dalam pertemuan itu sang raja mengangkat Abu Nawas sebagai seorang penghulu. Akan tetapi, Abu Nawas sengaja menolaknya. Penolakan itu membuat raja marah dan Abu Nawas pun diberikan hadiah berupa 50 pukulan di pantatnya.
Usai menerima hadiah berupa hukuman itu, Abu Nawas pun diperkenankan pulang meninggalkan Istana. Akan tetapi, di luar istana, datanglah seorang pengawal yang ditemuinya tadi. Pengawal itu langsung menodong hadiah kepada Abu Nawas.
"Bagaimana dengan perjanjian kita tadi, bukankah engkau akan memberikan separuh hadiah dari raja kepadaku," ucap pengawal itu serius.
Rupanya pengawal itu tak tahu jika saat itu Abu Nawas tidak mendapatkan hadiah berupa emas ataupun dinar. Maka, Abu Nawas menyuruh pengawal raja itu untuk sedikit membukukkan badannya.
Pengawal itu menurut saja. Akan tetapi, dalam waktu sekejap, pengawal raja itu menerima 25 pukulan yang cukup keras dari Abu Nawas. Tentu saja pengawal raja itu tak terima. Ia membalas memukul Abu Nawas sehingga untuk sesaat terjadi keributan di depan pintu istana.
HUKUMAN TAMBAHAN
Keributan kecil itu ternyata diketahui oleh Raja Harun. Keduanya lantas dipanggil untuk menghadap raja.
"Hai Abu Nawas ! Benarkah kau telah memukuli penunggu pintu gerbang istanaku ini sebanyak dua puluh lima kali pukulan ?" tanya Raja Harun.
"Ampun tuanku, hamba melakukannya karena sudah sepatutnya dia menerima pukulan itu," jawab Abu Nawas.
"Apa maksudmu ?" tanya Raja Harun lagi.
"Tuanku, hamba dan pengawal kerajaan ini telah sepakat bahwa jika hambat diberi hadiah oleh Baginda, maka hadiah tersebut akan dibagi dua. Nah, karena hamba mendapat 50 pukulan dari Baginda, maka ia aku berikan 25 pukulan kepadanya, ketahuilah bahwa pengawal kerajaan yang satu ini dikenal suka memeras rakyat kerajaan ini, setiap rakyat yang hadir di istana ini dan mendapatkan hadiah dari Baginda, maka ia akan meminta separuh dari hadiah itu untuk dirinya," terang Abu Nawas.
Baginda begitu terkejut. Terlebih pengawal itu mengakui perbuatannya. Sejak saat itulah terbongkar perilaku pejabat kerajaan yang menjadi tukang peras rakyat. Pengawal itu pun mendapatkan hukuman tambahan dari Raja Harun.
0 comments:
Posting Komentar