Kajian ,Alkisah Serta Teladan Dalam Islam yang patut untuk dicontoh

Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung )

Pembaca Paper Islam yang budiaman, Selalu ikuti kajian dan berita dalam portal ini, dan semuaga saja bisa membawa keberkahan dan kemanfaatan buat anda semua. Yang mana Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung ) semoga saja info atau kabarnya dapat menambah wawasan buat anda. Adapun berita yang mungkin membutuhkan tabayun atau klarifikasi dari orangya laangsung ada baiknya anda temukan sumber-sumber yang primer dalam mencari kebenaranya.

Berbicara tentang Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung ) memang menarik unutk disimak apalagi sudah banyak para pakar yang susah menelusurinya. Namun apakah ini mungkin untuk ditelusuri atau tidaknya kembali ke pembaca yang budiman sekalian. Kejadian yang berkaitan dengan usaha atau tindakan untuk Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung ) memang sesuatu yang nyata adanya.Hal ini terbukti dengan keberadaanya memang ada disekitar kita.

Untuk lebih detailnya tentang Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung ) ini, kita bisa lihat ulasan berikut ini dan perhatikan tiap kata dan kandunganya.Santai saja dalam menanggapunya , jangan terlalu serius karena semua ini tidak ada maksud apa kecuali sebagai infromasi dan hiburan semata.Silahakan baca Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung ) lebih jelasnya.

Ceramah Bersama - Patung, sudah menjadi bagian dari pemandangan yang sehari - hari kita lihat di berbagai tempat, baik di jalan, di tempat wisata, ruang pameran sampai di rumah. Bahkan ada juga orang yang sengaja mengoleksi berbagai jenis patung di rumahnya. Biasanya orang seperti ini menganggap bahwa patung yang dikoleksinya merupakan barang seni yang menjadi kebanggan baginya. Persoalannya bagaimanakah pandangan Islam terhadap patung ?

Ilustrasi patung ( foto @u-report )

Pada dasarnya, Islam mengharamkan patung, baik patung manusia maupun patung binatang. Pengharaman itu bertambah derajatnya jika patung itu merupakan makhluk yang disanjung tinggi seperti raja, nabi seperti halnya Nabi Isa a.s. di kalangan orang Kristen dan lembu di kalangan orang Hindu.

Para ulama setuju bahwa memiliki patung dengan tujuan sebagai perantara (wasilah) kepada Sang Pencipta dalam berdoa maupun untuk disembah dan dipuja jelas hukumnya haram. Alasannya, sebab Dzat yang wajib diagungkan oleh umat Islam hanya satu, yakni Allah SWT.

Di sisi lain, sebagian ulama berpendapat, patung yang didirikan untuk mengingat orang - orang ternama seperti ilmuwan, ulama dan pemimpin negara adalah dibolehkan walaupun hukumnya makruh. Kesimpulannya, ulama bersepakat bahwa patung dianggap halal apabila ada faedahnya dan dianggap haram jika sebaliknya.

Adapun hikmah diharamkannya patung adalah untuk menjaga tauhid dan menjauhkan umat dari menyerupai kaum penyembah berhala yang berujung pada ke mustrikan (menyekutukan Allah SWT). Sikap ini tentu saja sebagai tindakan pencegahan awal dari Agama.

Akan tetapi, para ulama memperbolehkan patung (boneka) yang digunakan oleh anak - anak sebagai bahan mainan, baik dalam bentuk boneka manusia maupun boneka binatang. Sebab semua itu rendah nilainya dan hanya dijadikan hiburan serta sarana pendidikan bagi anak - anak.

Pendapat para ulama ini disandarkan pada riwayat yang didapatkan dari Ummul Mu'minin. Siti Aisyah, "Saya biasa bermain-main dengan boneka dari Rasulullah dan teman - temanku datang kepadaku. Kemudian mereka menyembunyikan boneka - boneka itu karena takut kepada Beliau. Akan tetapi beliau suka dengan kedatangan mereka itu kepadaku, lalu mereka bermain - main denganku" (HR. Muslim dan Bukhari).

Di dunia barat, pemerintah seringkali mengabadikan orang - orang besarnya dalam bentuk patung yang diletakkan di tempat - tempat bersejarah, museum, dibuatkan tugu maupun dipasang pada jalan - jalan utama. Kita tidak boleh meniru mereka, karena kita punya aturan sendiri. Dari sinilah barangkali ada kalangan yang bertanya, kalau memang patung dilarang oleh Islam, lalu bagaimana umat Islam mengenang jasa baik orang - orang yang telah berjuang namun sudah meninggal dunia ?

Islam mempunyai cara sendiri dalam mengabadikan orang - orang berjasa. Cara yang paling tepat dan diridhai Islam dalam mengabadikan mereka, (baca : orang - orang yang beriman, shalih dan bertakwa) ialah di dalam hati dan pikiran melalui media lisan dengan menceritakan kebaikan, amal usaha serta peninggalan - peninggalan baik mereka.

Selain itu, cerita mereka tertanam dalam sanubari, mengharumkan majelis dan tempat pendidikan. Sebagai contoh, Rasulullah Saw, para khalifah, para pemuka Islam dan para imam tidak diabadikan dengan bentuk materi maupun dipahatkan dalam bentuk patung. Keabadian mereka hanya semata - mata karena sifat - sifat baik (biografi atau manaqib) yang diceritakan orang - orang salaf (generasi terdahulu) kepada orang - orang khalaf (generasi belakangan).

Sebagai catatan penutup dan perlu menjadi pegangan bersama, Islam tidak menyukai tindakan berlebihan di dalam menghormati seseorang bagaimana pun martabatnya, baik ketika masih hidup maupun sesudah meninggal dunia. Tak salah kiranya, apabila Rasulullah Saw sendiri mengatakan," Janganlah kamu menghormati aku seperti orang - orang Nasrani menghormati Isa putra Maryam. Akan tetapi katakan bahwa aku adalah hamba Allah dan pesuruh-Nya." (HR. Bukhari).

Info Artikel dan sumbernya

Judul :Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung )
Link :Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung )

Artikel terkait yang sama:


Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung )

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Renungan Patung ( Pandangan Islam Terhadap Patung )

0 comments:

Posting Komentar