Ilustrasi |
Nabi Ibrahim dilahirkan di Ur. Daerah bagian selatan Irak. Beliau lahir di kalangan masyarakat penyembah berjala. Mereka membuat patung pada zaman Raja Namrud bin Kan'an. Ayahnya, Azar adalah seorang yang cukup pandai dalam membuat berhala yang menyesatkan ini.
Dia lalu memerintahkan Ibrahim untuk menjualnya ke pasar. Ibrahim pun membawanya dan berteriak di pasar, "Siapa yang mau membeli benda berbahaya dan tidak bermanfaat ini ?"
Ketika Ibrahim beranjak dewasa, beliau mengingkari perlakuan kaumnya yang menyembah berhala - berhala itu. Dalam benaknya, terlintas beragam pertanyaan dan penalaran tentang kaumnya. Mereka hidup dalam kelalaian dan kesesatan karena keyakinan yang rusak terhadap berhala, patung dan bintang.
Akhirnya, suatu saat Nabi Ibrahim menemukan jawaban dari pertanyaannya. Ia meyakini hanya Allah yang wajib disembah bukan berhala atau patung yang justru dibuat oleh ayahnya sendiri. Setelah Ibrahim bersenjatakan kebenaran, beliau pun mengingatkan ayahnya dengan sangat bijaksana dan penuh nasihet. Akan tetapi, sang ayah bersih keras berada dalam kesesatan dan kebodohannya. Nabi Ibrahim tetap mengajak kaumnya untuk beribadah kepada Allah semata dan menghancurkan berhala.
HANCURKAN BERHALA
Dalam waktu sekejap, berita tentang Nabi Ibrahim tersebat ke seluruh penduduk Babylon, hingga Raja Namrud mengajaknya berdebat. Mereka berdua pun bertemu. Nabi Ibrahim melancarkan berbagai arugmen dan dalil - dalil, sehingga dapat mematahkan semangat lawannya. Ini tercatat dalam firman Allah, "Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang - orang zalim." (QS Al Baqarah : 258).
Pada suatu hari, Nabi Ibrahim menghancurkan berhala - berhala yang ada dan meninggalkan salah satunya yang paling besar. Ketika orang - orang berdatangan ke tempat tersebut, mereka menemukan semua berhala hancur berantakan. Mereka pun marah, dendam dan berjanji akan memberikan hukuman yang sangat berat kepada orang yang telah melakukannya.
Setelah berusaha mencari pelakunya, mereka mengetahui bahwa Ibrahim bin Azar yang melakukannya. Setelah itu, mereka menyidang Ibrahim. Dalam firman Allah disebutkan, "Mereka bertanya, 'Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan - tuhan kami, wahai Ibrahim?' Dia (Ibrahim) menjawab, 'Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya. Maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara. 'Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, 'Sesungguhnya kalianlah yang menzalimi (diri sendiri)," (Qs Al Anbiya' : 62-64).
API JADI DINGIN
Semuanya terdiam setelah mendapat tamparan keras dari hujjah Nabi Ibrahim tersebut. Lantas Raja Namrud yang tak ingin malu dihadapan rakyatnya memutuskan untuk menghukum Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim mendapat hukuman dibakar hidup - hidup dan disaksikan seluruh Rakyat Babylon. Nabi Ibrahim tak bergeming. Ia yakin akan kebenaran keyakinannya. Bahkan saat tubuhnya dilemparkan pada sebuah bejana dengan api yang berkobar, ia tampak memasrahkan semua kepada Allah SWT.
Saat itulah mukjizat Allah SWT turun. Allah SWT memerintahkan api tersebut untuk menjadi dingin. Di dalam kobaran api, Nabi Ibrahim tak merasakan panas sama sekali. Ia kemudian dapat keluar dari kobaran api dengan selamat.
Mukjizat tersebut dijelaskan dalam Alquran. Allah SWT berfirman, "Mereka berkata, 'Bakarlah dia dan bantulah tuhan - tuhan kalian, jika kalian benar - benar hendak berbuat. 'Kami (Allah) berfirman, 'Wahai api, jadilah kami dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim. 'Dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang paling rugi," (QS Al Anbiya' : 68-70).
Setelah selamat, Nabi Ibrahim memutuskan berhijrah bersama istrinya, Sarah dan keponakannya yang bernama Luth. Sepeninggal Nabi Ibrahim beserta rombongan hijrahnya, kota Ur yang menjadi tempat kelahiran Nabi Ibrahim itu tidak lama kemudian mengalami dua kekalahan telak dari bangsa Ailam dan Amorite.
0 comments:
Posting Komentar