Kajian ,Alkisah Serta Teladan Dalam Islam yang patut untuk dicontoh

Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram

Pembaca Paper Islam yang budiaman, Selalu ikuti kajian dan berita dalam portal ini, dan semuaga saja bisa membawa keberkahan dan kemanfaatan buat anda semua. Yang mana Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram semoga saja info atau kabarnya dapat menambah wawasan buat anda. Adapun berita yang mungkin membutuhkan tabayun atau klarifikasi dari orangya laangsung ada baiknya anda temukan sumber-sumber yang primer dalam mencari kebenaranya.

Berbicara tentang Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram memang menarik unutk disimak apalagi sudah banyak para pakar yang susah menelusurinya. Namun apakah ini mungkin untuk ditelusuri atau tidaknya kembali ke pembaca yang budiman sekalian. Kejadian yang berkaitan dengan usaha atau tindakan untuk Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram memang sesuatu yang nyata adanya.Hal ini terbukti dengan keberadaanya memang ada disekitar kita.

Untuk lebih detailnya tentang Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram ini, kita bisa lihat ulasan berikut ini dan perhatikan tiap kata dan kandunganya.Santai saja dalam menanggapunya , jangan terlalu serius karena semua ini tidak ada maksud apa kecuali sebagai infromasi dan hiburan semata.Silahakan baca Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram lebih jelasnya.

Oleh KH Zakky Mubarak

MusliModerat.net - Masa kebangkitan, keemasan, dan kehancuran suatu umat terjadi silih berganti, dari satu generasi ke generasi yang lain, dari suatu abad ke abad yang lainnya. Peristiwa-peristiwa itu terus bergulir dengan pasti, sesuai dengan sunnatullah. Semua peristiwa tersebut merupakan pelajaran yang amat berharga bagi kita dan bagi generasi yang akan datang, untuk memilih mana yang baik yang harus diikuti dan mana yang buruk yang harus dihindari.

Hari sepuluh Muharram atau hari Asyura merupakan hari bersejarah. Menurut beberapa riwayat disebutkan, banyak peristiwa penting terjadi di hari itu pada masa yang lalu, di antaranya disebutkan sebagai berikut: (1) Nabi Adam 'alaihissalam bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tobat tersebut diterima oleh-Nya. (2) Berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan. (3) Selamatnya Nabi Ibrahim 'alaihissalam dari siksa Namrud, berupa api yang membakar. (4) Nabi Yusuf 'alaihissalam dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah. (5) Nabi Yunus 'alaihissalam selamat, keluar dari perut ikan hiu. (6) Nabi Ayyub 'alaihissalam disembuhkan Allah dari penyakitnya yang menjijikkan. (7) Nabi Musa 'alaihissalam dan umatnya kaum Bani Israil selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. Beliau dan umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka. Banyak lagi peristiwa lain yang terjadi pada hari sepuluh Muharram itu, yang menunjukkan sebagai hari yang bersejarah, yang penuh kenangan dan pelajaran yang berharga.

Sayyidah Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wassalam menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari orang-orang Quraisy berpuasa di masa Jahiliyah, Rasulullah juga ikut mengerjakannya. Setelah Nabi berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga. Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi s.a.w. menetapkan:

مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ 

“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)

Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pum bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:

هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ 

“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865  & Muslim, No: 1910)

Abu Musa al-Asy’ari mengatakan:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ 

“Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu." (H.R. Bukhari, No: 1866; Muslim, No: 1912)

Dari uraian di atas nyatalah bagi kita, bahwa hari Asyura merupakan hari bersejarah yang diagungkan dari masa ke masa. Kita hendaknya menyambut hari itu dengan banyak mengambil pelajaran yang bermanfaat dari sejarah masa lalu. Kita menyambutnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah, agar senantiasa berada dalam bimbingannya, yaitu dengan jalan:

Pertama, mengerjakan puasa sunnah pada hari Asyura atau tanggal 10 Muharram. Keutamaan puasa pada hari ini diantaranya disebutkan dalam hadits Nabi:

سُئِلَ عَنْ صِياَمِ يَوْمِ عَاشُوْرآءَ؟ قَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ 

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim, No: 1977) 

Dalam hadits yang lain, Rasulullah menjelaskan:

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ 

“Sesungguhnya shalat yang terbaik setelah shalat fardhu adalah shalat tengah malam dan sebaik-baiknya puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yang kamu menyebutnya bulan Muharram." (HR. Nasa’i, No: 1614)

Kedua, mengerjakan puasa Tasu’a atau puasa sunnah hari kesembilan di bulan Muharram. Mengenai puasa ini Ibnu Abbas meriwayatkan:

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رواه مسلم وأبو داود)

“Pada waktu Rasulullah dan para sahabatnya mengerjakan puasa Asyura, para sahabat menginformasikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bahwa hari Asyura diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka Nabi bersabda : “Tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa juga pada hari kesembilan”. kata Ibnu Abbas, akan tetapi sebelum mencapai tahun depan Rasulullah s.a.w. wafat”. (H.R. Muslim, No: 1916, Abu Daud, No: 2089).

Dengan demikian, kita melakukan puasa Asyura dengan menambah satu hari sebelumnya yaitu hari Tasu’a, atau tanggal 9 di bulan Muharram. Kita disunnahkan berpuasa selama 2 hari, yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram.

Ketiga, memperbanyak sedekah. Dalam menyambut bulan Muharram diperintahkan agar memperbanyak pengeluran dari belanja kita sehari-hari untuk bersedekah, membantu anak-anak yatim, membantu keluarga, kaum kerabat, orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Semua itu hendaknya dilakukan dengan tidak memberatkan diri sendiri dan disertai keikhlasan semata-mata mengharap keridhaan Allah.

Mengenai hal ini Rasulullah bersabda:

مَنْ وَسَّعَ عَلى عِيَالِهِ وَ أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ

“Siapa yang meluaskan pemberian untuk keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi, No: 3795)

Dengan memperingati hari Asyura, kita dapat mengambil pelajaran dari perjuangan para Nabi dan Rasul terdahulu. Misi mereka pada dasarnya adalah sama menegakkan aqidah Islamiyah, meyakini ke-Esaan Allah subhanahu wata'ala yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Peristiwa masa lalu merupakan cermin bagi kita untuk berusaha memisahkan kebenaran dan kebathilan, memisahkan yang baik dan buruk, agar dapat meratakan jalan bagi kita untuk menjangkau masa depan. Semua peristiwa dan kejadian-kejadian yang ada dalam alam semesta ini merupakan pelajaran yang bermanfaat bagi orang-orang yang mempergunakan akalnya. Pergantian siang dan malam, pergantian musim dan pada segala sesuatu di alam ini terdapat tanda, bahwa sesungguhnya Allah itu adalah Maha Esa dan Maha Kuasa.


Penulis adalah Rais Syuriyah PBNU
Beberapa Peristiwa Penting Para Nabi pada 10 Muharram
Oleh KH Zakky Mubarak

Masa kebangkitan, keemasan, dan kehancuran suatu umat terjadi silih berganti, dari satu generasi ke generasi yang lain, dari suatu abad ke abad yang lainnya. Peristiwa-peristiwa itu terus bergulir dengan pasti, sesuai dengan sunnatullah. Semua peristiwa tersebut merupakan pelajaran yang amat berharga bagi kita dan bagi generasi yang akan datang, untuk memilih mana yang baik yang harus diikuti dan mana yang buruk yang harus dihindari.

Hari sepuluh Muharram atau hari Asyura merupakan hari bersejarah. Menurut beberapa riwayat disebutkan, banyak peristiwa penting terjadi di hari itu pada masa yang lalu, di antaranya disebutkan sebagai berikut: (1) Nabi Adam 'alaihissalam bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tobat tersebut diterima oleh-Nya. (2) Berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan. (3) Selamatnya Nabi Ibrahim 'alaihissalam dari siksa Namrud, berupa api yang membakar. (4) Nabi Yusuf 'alaihissalam dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah. (5) Nabi Yunus 'alaihissalam selamat, keluar dari perut ikan hiu. (6) Nabi Ayyub 'alaihissalam disembuhkan Allah dari penyakitnya yang menjijikkan. (7) Nabi Musa 'alaihissalam dan umatnya kaum Bani Israil selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. Beliau dan umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka. Banyak lagi peristiwa lain yang terjadi pada hari sepuluh Muharram itu, yang menunjukkan sebagai hari yang bersejarah, yang penuh kenangan dan pelajaran yang berharga.

Sayyidah Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wassalam menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari orang-orang Quraisy berpuasa di masa Jahiliyah, Rasulullah juga ikut mengerjakannya. Setelah Nabi berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga. Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi s.a.w. menetapkan:

مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ 

“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)

Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pum bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:

هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ 

“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865  & Muslim, No: 1910)

Abu Musa al-Asy’ari mengatakan:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ 

“Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu." (H.R. Bukhari, No: 1866; Muslim, No: 1912)

Dari uraian di atas nyatalah bagi kita, bahwa hari Asyura merupakan hari bersejarah yang diagungkan dari masa ke masa. Kita hendaknya menyambut hari itu dengan banyak mengambil pelajaran yang bermanfaat dari sejarah masa lalu. Kita menyambutnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah, agar senantiasa berada dalam bimbingannya, yaitu dengan jalan:

Pertama, mengerjakan puasa sunnah pada hari Asyura atau tanggal 10 Muharram. Keutamaan puasa pada hari ini diantaranya disebutkan dalam hadits Nabi:

سُئِلَ عَنْ صِياَمِ يَوْمِ عَاشُوْرآءَ؟ قَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ 

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim, No: 1977) 

Dalam hadits yang lain, Rasulullah menjelaskan:

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ 

“Sesungguhnya shalat yang terbaik setelah shalat fardhu adalah shalat tengah malam dan sebaik-baiknya puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yang kamu menyebutnya bulan Muharram." (HR. Nasa’i, No: 1614)

Kedua, mengerjakan puasa Tasu’a atau puasa sunnah hari kesembilan di bulan Muharram. Mengenai puasa ini Ibnu Abbas meriwayatkan:

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رواه مسلم وأبو داود)

“Pada waktu Rasulullah dan para sahabatnya mengerjakan puasa Asyura, para sahabat menginformasikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bahwa hari Asyura diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka Nabi bersabda : “Tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa juga pada hari kesembilan”. kata Ibnu Abbas, akan tetapi sebelum mencapai tahun depan Rasulullah s.a.w. wafat”. (H.R. Muslim, No: 1916, Abu Daud, No: 2089).

Dengan demikian, kita melakukan puasa Asyura dengan menambah satu hari sebelumnya yaitu hari Tasu’a, atau tanggal 9 di bulan Muharram. Kita disunnahkan berpuasa selama 2 hari, yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram.

Ketiga, memperbanyak sedekah. Dalam menyambut bulan Muharram diperintahkan agar memperbanyak pengeluran dari belanja kita sehari-hari untuk bersedekah, membantu anak-anak yatim, membantu keluarga, kaum kerabat, orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Semua itu hendaknya dilakukan dengan tidak memberatkan diri sendiri dan disertai keikhlasan semata-mata mengharap keridhaan Allah.

Mengenai hal ini Rasulullah bersabda:

مَنْ وَسَّعَ عَلى عِيَالِهِ وَ أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ

“Siapa yang meluaskan pemberian untuk keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi, No: 3795)

Dengan memperingati hari Asyura, kita dapat mengambil pelajaran dari perjuangan para Nabi dan Rasul terdahulu. Misi mereka pada dasarnya adalah sama menegakkan aqidah Islamiyah, meyakini ke-Esaan Allah subhanahu wata'ala yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Peristiwa masa lalu merupakan cermin bagi kita untuk berusaha memisahkan kebenaran dan kebathilan, memisahkan yang baik dan buruk, agar dapat meratakan jalan bagi kita untuk menjangkau masa depan. Semua peristiwa dan kejadian-kejadian yang ada dalam alam semesta ini merupakan pelajaran yang bermanfaat bagi orang-orang yang mempergunakan akalnya. Pergantian siang dan malam, pergantian musim dan pada segala sesuatu di alam ini terdapat tanda, bahwa sesungguhnya Allah itu adalah Maha Esa dan Maha Kuasa.


Penulis adalah Rais Syuriyah PBNU

Sumber: NU Online

Info Artikel dan sumbernya

Judul :Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram
Link :Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram

Artikel terkait yang sama:


Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Peristiwa Penting yang Dialami Para Nabi pada 10 Muharram

0 comments:

Posting Komentar