Kajian ,Alkisah Serta Teladan Dalam Islam yang patut untuk dicontoh

Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN

Pembaca Paper Islam yang budiaman, Selalu ikuti kajian dan berita dalam portal ini, dan semuaga saja bisa membawa keberkahan dan kemanfaatan buat anda semua. Yang mana Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN semoga saja info atau kabarnya dapat menambah wawasan buat anda. Adapun berita yang mungkin membutuhkan tabayun atau klarifikasi dari orangya laangsung ada baiknya anda temukan sumber-sumber yang primer dalam mencari kebenaranya.

Berbicara tentang Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN memang menarik unutk disimak apalagi sudah banyak para pakar yang susah menelusurinya. Namun apakah ini mungkin untuk ditelusuri atau tidaknya kembali ke pembaca yang budiman sekalian. Kejadian yang berkaitan dengan usaha atau tindakan untuk Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN memang sesuatu yang nyata adanya.Hal ini terbukti dengan keberadaanya memang ada disekitar kita.

Untuk lebih detailnya tentang Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN ini, kita bisa lihat ulasan berikut ini dan perhatikan tiap kata dan kandunganya.Santai saja dalam menanggapunya , jangan terlalu serius karena semua ini tidak ada maksud apa kecuali sebagai infromasi dan hiburan semata.Silahakan baca Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN lebih jelasnya.

Habib Luthfi, sang Pemersatu
MusliModerat.net - Situasi politik nasional menghangat terkait polemik pengadaan 5.000 pucuk senjata. Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto sudah menegaskan hal itu hanya salah komunikasi. Namun, di media sosial perbincangan masih terjadi.

Pengamat intelijen Ridlwan Habib menilai ada pihak ketiga yang mencoba mengadu domba TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN).

"Dari penelusuran dengan metode open source intelligence atau OSINT, operasi adu domba ini menggunakan medsos," ujar Ridlwan dalam keterangan tertulis, Senin 25 September 2017.

Hasil penelusurannya, pada 23 September pukul 22.00 WIB muncul tanda pagar (tagar) #PanglimaTantangBIN di media sosial. Tagar itu sempat menjadi trending topic di Twitter.

"Dari penelusuran saya, itu menggunakan autobot atau mesin, bukan akun akun asli," kata alumni S2 Kajian Intelijen Universitas Indonesia itu.

Tagar #PanglimaTantangBIN itu menggunakan link url sebuah berita di website http://ift.tt/2hrM9EV. "Setelah saya cek, website itu di-hosting dari luar negeri, " kata Ridlwan.

Website perangbintang.com beralamat IP di 198.185.159.145 yang berada di Naples, Florida, Amerika Serikat. "Ada intensi dari pembuat situs itu untuk menyamarkan penjejakan," kata Ridlwan.


Pagi hari 24 September, isu makin memanas karena beredar berita melalui WhatsApp group yang mengutip situs perangbintang.com. "Padahal, di berita itu ada wawancara fiktif seolah-olah Kepala BIN diwawancarai, padahal tidak pernah dan tidak jelas lokasi wawancaranya. Tujuannya jelas fitnah dan menyesatkan," kata Ridlwan.

Selain BIN, akun-akun anonim juga memanaskan situasi dengan seolah-olah menuduh Polri mempunyai senjata ilegal. "Bahkan, dengan gambar gambar hoaks, "kata Ridlwan

Dia mencontohkan salah satu posting di media sosial yang menunjukkan tumpukan gambar senjata AK-47 yang disebut milik Polri. "Setelah ditelusuri, gambar itu adalah tumpukan senjata di konflik Yaman pada 2016. Jadi, memang tujuannya adu domba dengan modal gambar hoaks," katanya.

Ulah intelijen asing

Dia menilai isu ini adalah upaya memecah belah untuk kepentingan asing agar Indonesia terus gaduh. Tujuannya, agar masyarakat saling curiga termasuk personel di dalam kepolisian, BIN, dan TNI.

"Operasi intelijen asing yang sangat berbahaya karena mengadu domba para bhayangkari negara. Padahal, hubungan Panglima,  Kepala BIN, dan Kapolri harmonis," katanya.

Dia meyakini pihak asing ingin menciptakan kegaduhan agar pembangunan di Indonesia terganggu. "Masyarakat dibuat tidak tenang oleh isu-isu sehingga resah dan tak percaya pada pemerintah. Ini sangat berbahaya," katanya.

Dia menilai respon Menkopolhukam dalam menenangkan suasana sudah tepat dan terukur. "Kalau setelah ini terus memanas, pasti ada kepentingan asing yang tak ingin Indonesia akur, rukun, dan damai," kata Ridlwan.

Koordinator Indonesia Intelligence Institute itu mengimbau masyarakat umum agar bijak sebelum menyebar kabar di media sosial. "Bangsa ini kuat kalau bersatu. Kita akan hancur jika dipecah belah dan diadu domba. Indonesia musti bersatu," katanya.

Punya kewenangan sendiri

Dia menambahkan, masing masing institusi intelijen punya tugas dan kewenangan sendiri-sendiri. "Intelijen TNI adalah intelijen tempur untuk kepentingan military intelligence. Tugasnya adalah memastikan pertahanan nasional kuat dari kemungkinan serangan pihak asing, berapa kekuatan senjata Singapura, berapa kapal selam Australia, itu salah satu contoh tugas intelijen tempur, " katanya.

Ridlwan mengingatkan, dalam tugas intelijen berlaku single user atau pengguna tunggal. "Intelijen negara usernya adalah Presiden. Baik itu yang berdinas di intelijen militer/BAIS maupun intelijen Polri dan intelijen BIN sama sama bertanggung jawab terhadap satu pengguna, yakni Presiden," kata dia.

Sebelumnya, PT Pindad (Persero) membenarkan adanya pembelian senjata. Namun, jumlahnya bukan 5.000, melainkan 500 pucuk senjata laras pendek. Sekretaris Perusahaan Pindad Bayu A. Fiantori mengatakan pembelian senjata tersebut ditujukan untuk BIN.

"Benar, (itu) sebagai kelengkapan tugas saja di polsus (polisi khusus)," ujar Bayu melalui pesan singkat, Minggu 24 September 2017.

Pernyataan Bayu turut menguatkan klarifikasi dari Menkopolhukam Wiranto yang mengklaim pengadaan ratusan senjata untuk BIN dalam rangka keperluan pendidikan intelijen. Wiranto mengakui ada pembelian senjata, tapi tidak berjumlah ribuan.

"Sekarang sedang bergulir di tengah masyarakat dan menimbulkan spekulasi. Apakah ini karena keadaan Indonesia yang sudah genting, ada sesuatu kekuatan yang ingin (pemberontakan) seperti tahun-tahun dulu melakukan aksi yang mengganggu stabilitas dan keamanan nasional," kata Wiranto, Minggu 24 September 2017.

Wiranto mengaku telah berkomunikasi dengan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan institusi terkait. Wiranto menyimpulkan isu ini menjadi liar karena faktor komunikasi yang tidak tuntas.

"Setelah saya tanyakan, saya cek kembali, ternyata ini berhubungan dengan pembelian 500 pucuk senjata buatan Pindad, yang diperuntukkan bagi sekolah intelijen oleh BIN," ucap dia.


(YDH/metrotvnews.com)

Info Artikel dan sumbernya

Judul :Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN
Link :Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN

Artikel terkait yang sama:


Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Waspadalah! ada Upaya Adu Adu Domba TNI, Polri dan BIN

0 comments:

Posting Komentar