Ilustrasi |
Kami sangat asyik beramai-ramai melihat video yang sebenarnya tidak pantas ditonton itu, dan kebetulannya orangtua temanku memang sedang keluar, jadi sangat bebas dan benar-benar nyaman dan aman kondisinya.
Awal melihat, menurutku biasa saja, tapi lama-lama aku mual melihat adegan yang menurutku sangat menjijikan. Akhirnya, karena ada rasa takut dan khawatir, aku putuskan untuk tidak melanjutkan nonton video tersebut sampai selesai, tapi masih tetap berada di tempat tersebut.
Aku dan dua teman di tempat tersebut bermain ular tangga, sedang temanku yang tiga tetap melanjutkan nonton video tersebut hingga selesai.
Esoknya, temanku yang lain tahu kalau aku tak jadi belajar komputer, justru malah pergi melihat film tersebut. Dia sedikit mencibir, tapi aku merasa biasa saja, tak terlalu terbebani.
Setelah beberapa hari kami mendapatkan ujian, awalnya aku merasa kala itu ada balasan dari Allah atas apa yang menimpa teman-temanku.
Baru aku sadari setelah aku merasakan sendiri. Aku mendapatkan balasannya saat aku kelas 3. Entah ada maksud apa seorang guru Antropologi langsung menunjuk aku dan bertanya langsung apakah aku pernah melihat film porno?
Karena malu dan juga takut berbohong, aku jadi serba salah, bingung harus bagaimana. Akhirnya aku tak menjawab, hanya tersenyum.
Untungnya guru tersebut tak memaksa. Lalu guru tersebut mengatakan bahwa dia tidak menyangka ternyata anak-anak yang terkenal alim dan shalehah, termasuk anak-anak yang lain pernah menonton film tersebut, film menjijikan, yang bisa merusak iman seseorang.
Sedangkan teman-temanku yang menonton film tersebut mengalami cobaan yang lebih berat dari aku. Mereka ada yang sakit Typus sampai tak bisa mengikuti pelajaran.
Untungnya dia bisa naik kelas, sedangkan yang satu tidak naik kelas, dan yang satunya lagi hampir mengalami pelecehan seksual oleh kekasihnya, sampai-sampai dia memeriksakan diri ke rumah sakit. Adapun yang dua lagi, aku tidak tahu apa yang mereka alami.
0 comments:
Posting Komentar