Lautan Nan Indah |
Setiap menandang langit, hati saya selalu berharap: 'Tuhan, luaskanlah kalbu hamba seperti ciptaaan-Mu itu.' Jika lanskapnya disepuh warna biru, selalu ada gumam lirih yang dengan perasaan malu ingin saya katakan: "Ilahi, cerahkan rumah jiwa hamba serupa langit-Mu itu. Selalu. Pinjami hamba secuil cinta-Mu untuk senantiasa damai dan bungah menerima kehidupan ini; memeluk orang-orang terdekat, menjadi sahabat manusia, menjadi sahabat segenap makhluk-Mu."
Dan saya mafhum, lazuardi-Nya tidak selamanya cerah. Ada masa ia kelabu, ada masa ia dirundung gulita. Tanda-tanda alam yang tak bersahabat. Itulah kuasa-Nya. Dan saya bukan sesiapa dalam semesta Sang Khalik.
Hanya noktah kecil yang acapkali timbul-tenggelam dalam mengingat-Nya; manusia alpa, manusia yang lisan dan sanubarinya kadang selaras, kadang tidak. "Karenanya, Ilahi, selimuti hamba dengan setitik kasih dari sekian kasih-Mu yang tidak terpermanai itu, kasih yang tidak pernah jera menyelimuti bumi ini."
Setiap memandang laut, hati saya selalu berdenyar-denyar: "Tuhan, lapangkanlah dada hamba seperti samudera-Mu itu." Andai cuaca cerah dan ia terlihat tenang, selalu gumam itu yang muncul: "Rabb, limpahkan segenap batin hamba serupa laut-Mu itu. Kedamaian. Ketenangan. ketidakpuasan dalam jagat pengetahuan, tak pernah lelah memahami kode-kode kehidupan-Mu yang misterius. Tak pernah entah"
Ada firman-Nya yang setiap kali saya membacanya, saya semakin kecil, kian kerdil: "Jika seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhan Pemeliharaku, maka pasti habislah laut (itu) sebelum habis kalimat-kalimat Tuhan Pemeliharanku, meskipun Kami datangkan tambahan (laut) sebanyak itu (pula)...." (QS. Al-Kahfi: 109).
Saya mengerti, bahari-Nya tidak seutuhnya biru. Ia seringkali beriak. Ada saat-saat ia mengamuk, badai, gelombang, dan angin yang galak. Dan hidup saya, seringkali, bergumul juga dalam riak itu. Insan yang lemah, manusia yang suka gelisah, yang kadangkala goyah."Karenanya, Ilahi, jadikan hamba serupa batu yang kokoh, yang tidak mudah menyerah mengais setitik ilmu-Mu, tidak pernah lelah menghiba cahaya-Mu."
Langit, juga laut, adalah ciptaan-Nya. Langit dan laut itu pengingat kasat mata ihwal kebesaran_nya, tentang kelemahan manusia. Dan saya belajar banyak saat memandangnya.
0 comments:
Posting Komentar